Kamis, 29 Oktober 2015

Hijau Lingkunganku Lestari Bumiku

  

  - ADIWIYATA - 
 
                                                          
Visi dan Misi SMP Negeri 3 Pati

Visi Sekolah:
"MENUJU SEKOLAH, BERKARAKTER KEBANGSAAN, BERKULITAS, DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN"

Misi Sekolah:
1. Memenuhi pengelolaan pendidikan yang berkarakter akhlak mulia, cinta tanah air dan bertanggung jawab.
2.  Memenuhi pengelolaan pendidikan yang mampu menghasilkan prestasi akademik dan non akademik.
3. Memenuhi pengelolaan pendidikan yang mampu menanamkan kecintaan terhadap lingkungan untuk mengendalikan pencemaran, mengendalikan kerusakan, dan melestarikan fungsi lingkungan. 

A. Pengertian Adiwiyata dan tujuannya.
     Adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal dimana seseorang dapat mendapatkan ilmu pengetahuan dan dapat mewujudkan cita-cita bangsa. Tujuan dari Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya penyelamatan lingkungan di Indonesia.


B. Keuntungan Program Adiwiyata
1. Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya .
2. Meningkatkan penghematan sumber daya dan energi
3. Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga sekolah.
4. Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah
5. Meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan negatif dimasa yang akan datang.
6. Menjadi tepat pemebelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.

C. Prinsip Dasar Adiwiyata
1. Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.
2. Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.

D. Cara mengatasi kerusakan lingkungan
  • Reboisasi atau penghijauan di lahan yang telah rusak
  • Mencegah penebangan liar dan menerapkan sistem tebang pilih
  • Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan menggantinya dengan bahan bakar alternatif
  • Membuat sengkedan di daerah lereng pegunungan yang digunakan sebagau lahan pertanian.
  • Mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan
  • Menggunakan bahan-bahan yang mudah diuraikan mikroorganisme di tanah
  • Menerapkan prinsip 4R yaitu 
  1. Reduce, artinya mengurangi pemakaian
  2. Reuse, artinya memakai ulang
  3. Recycle, artinya mendaur ulang
  4. Replant, artinya menanam atau menimbun sampah organik
  • Melakukan upaya remidiasi, yaitu membersihkan permukaan tanah dari berbagai macam polutan  Refrensi.

E. Tokoh - Tokoh Lingkungan di Indonesia
 Prof. Dr. Emil Salim
 
                                             
 

Prof. Dr. Emil Salim lahir di Sumatera Selatan 8 Juni 1930. Kecintaannya kepada konservasi dimulai dari masa kecilnya, hidup di daerah yang dekat dengan hutan di Sumatera. Orangtuanya berasal dari Desa Koto Gedang Sumatera Barat. Pamannya Agus Salim adalah salah seorang tokoh pendiri RI dan merupakan Menteri Luar Negeri pada awal 50-an.

Peran yang dimainkan Emil Salim dalam dalam agenda pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan telah mendunia, berpengaruh hingga diluar garis batas negaranya. Ia adalah anggota PBB untuk Komisi Dunia bagi Lingkungan dan Pembangunan (1984-1987), wakil ketua PBB untuk UN High Level Advisory Council for Sustainable Development (1992), Ketua Komisi Dunia untuk Hutan dan Pembangunan Berkelanjutan (1994), Ketua Komisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan yang ke-10 (2001-2002), Ketua Panitia Persiapan World Summit (2002), dan Ketua dari Konferensi Menteri-Menteri Lingkungan Hidup ASEAN yang ke-3. Dengan semua posisi tersebut Emil Salim telah menyuarakan dan memperjuangkan pengentasan masalah-masalah lingkungan di negara-negara berkembang di Asia.

Di dalam negeri. Emil Salim menempati posisi penting yang berbeda-beda selam 30 tahun, yaitu sebagai Wakil Ketua Bappenas (1970-1973), Menteri Transportasi, Komunikasi dan Pariwisata (1973-1978), Menteri Lingkungan dan Pengawasan Pembangunan (1978-1983), Menteri Populasi dan Lingkungan (1983-1993), Ketua Dewan Ekonomi Nasional (2001-2002), dan anggota Dewan Penasihat Presiden (2007-2009) lalu sejak Maret 2010 menjadi Ketua Dewan Penasihat Presiden.

Pilar yang ketiga kontribusinya terhadap agenda lingkungan adalah memberi kuliah tentang pembangunan berkelanjutan dan aktif mendorong kerja-kerja NGO di tingkat nasional. Menjadi dosen di Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia sejak 1972, hingga saat ini Emil Salim masih terus mengajar. Ia juga pendiri Yayasan WWF-Indonesia dan ketua pendiri Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) serta Lembaga Ekolebeling Indonsia (LEI). Emil Salialjabar adalah anggota Asia Forum tentang Lingkungan dan Pembanngunan Environment (2002-sekarang), anggota Dewan Penasihat bagi Presiden ADB (2009-sekarang). Emil Salim juga dipercaya menjadi Ketua Delegasi UNFCCC (2007).

Emil Salim telah memenangkan sejumlah penghargaan termasuk Bintang Mahaputera Adiprandana (Republic of Indonesia, 1973), Golden ARK (Commandeur) (The Netherlands, 1982), Paul Getty Award (USA, 1990), The Hamengkubuwono IX Award dari Universitas Gajah Mada (2003), the Zayed Prize for Environmental Action Leading to Positive Change in Society (2006), Mercu Buana University Award (2006), The Blue Planet Asahi Prize Award (2006) serta Sarwono Indonesian Science Institute Award. Emil Salim juga mendapatkan Doktor Kehormatan dari University Kebangsaan Malaysia (1995) dan Institute of Teknologi Bandung (2009).


F. Kegiatan yang dilakukan siswa kelas 7C SMP Negeri 3 Pati






G. Kata Penutup
    Lingkungan yang perlu dilestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia. begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan. dampak negatif yang muncul berupa penyakit yang merugikan pada manusia seperti penyakit pernafasan, diare, kholera, thyphus, dysentri, polio, ascariasis dan lain-lain.

Dampak positif lingkungan terhadap kesehatan memperoleh sumber energi untuk kebutuhan hidup. untuk pencegahan penyakit perlu dilakukan sanitasi terhadap lingkungan air, udara dan tanah, khususnya pengelolaan air minum dan air buangan secara terpadu.


 TERIMA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar